Kita baca dan kita paham bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk yang jelas untuk seluruh hal, Tetapi tidak/belum kita gunakan saja untuk mengatasi masalah-masalah kontemporer seperti banjir, katahanan pangan dll. AlQur'an dibaca dan di tadaburi dalam majlis-majlis ilmu, Tetapi tidak/belum menjadi panduan kita untuk amal shaleh yang nyata.
Perintah dalam Al-Qur'an yang terkait ibadah khusus seperti sholat, zakat, puasa dan haji sudah kita ikuti, Tetapi perintahnya untuk memakmurkan bumi belum kita laksanakan, dan laranganNya-pun agar kita tidak berbuat kerusakan di muka bumi kita abaikan.
Bahkan kalau kita tanyakan pada umat muslim negeri ini dan juga para pemimpin-pemimpin kita yang rata-rata juga muslim :
"Apakah Anda yakin bahwa Al-Qur'an ini adalah petunjuk yang hak untuk semua permasalahan ?", jawabannya kemungkinan besarnya adalah "Ya".
Kemudian bila pertanyaan ini dilanjutkan misalnya dengan : "mengapa tidak menjadi rujukan Anda ketika Anda berusaha mengatasi kekurangan pangan sehingga harus mengimpor dari negara lain dan mencegahnya agar tidak terus berulang semakin parah ?", Jawabannya akan mulai mengandung kata 'Tetapi' atau 'Ya' kemudian diikuti kata 'Tetapi'.
Kita tidak menggunakan petunjuk yang hak untuk masalah yang begitu jelas karena kita terlalu banyak menggunakan kata 'Tetapi', nah bayangkan sekarang bila kita mulai menghilangkan kata 'Tetapi' ini. Begitu kita membaca Al-Qur'an dan kita tahu bahwa musibah-musibah ini karena perbuatan tangan-tangan kita sendiri agar kita kembali ke jalan yang benar, maka akan serta merta kita balik arah menuju jalan yang benar – seperti ketika Anda mengemudi di daerah yang tidak Anda kenal, begitu ada yang memberi tahu bahwa Anda sedang menuju jalan yang salah – pasti Anda mau segera berbalik arah atau merubah arah Anda yang semula salah tersebut.
Anda pasti tidak mau berdebat dengan yang memberi tahu arah yang benar tersebut, mengapa ? karena Anda percaya bahwa yang memberi tahu Anda salah arah tersebut pastinya lebih tahu daerah yang sedang Anda lalui.
Lha sekarang kita diberitahu oleh Yang Maha Tahu untuk seluruh urusan keselamatan kita di dunia dan di akhirat, masak kita mau membantahnya dengan kata 'Tetapi….' ? Maka bukti bahwa dalam pengelolaan alam ini kita telah salah arah sudah begitu nyata – yaitu antara lain tercermin dalam musibah banjir, asap dll, yang semakin sering dan semakin tinggi tingkat kerusakannya, tidak bisakah kita kembali ke jalan yang benar sekarang ?
InsyaAllah bisa bila kita tidak lagi menggunakan kata Tetapi ! Bagaimana konkritnya ? itu nanti akan diberi tahu/diajari oleh Dia Yang Maha Tahu, setelah kita ta'at kepadaNya :
"… Dan bertakwalah kepada Allah; Allah akan mengajarimu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (QS 2 : 282).
Wallahu A'lam.
www.rumah-hikmah.com
Tulisan Terkait:
- Alasan Berhenti Berhutang
- Pentingnya Kaum Produsen dalam Sebuah Negara.
- Tanaman Merambat yang menjadi Sumber Pangan
- Al Quran sebagai sumber inspirasi pertanian kita
- Desain Pertanian Qur'ani (menurut Al Qur'an)
- Tugas kita untuk memakmurkan Bumi dan Umat
- Investasi yang Islami, prinsip 1/3 Rule
- Syirkah (Kerjasama) didalam 3 Hal
Info Bisnis:
- Tips Membangun Usaha
- Indahnya mulai Usaha dgn Bootstrapping
- Membuat cita-cita besar
- Rejeki Tidak Terbatas
- Kategorikan Aset Anda
- Bisnis Mandiri kita semua
- Membuat perencanaan Usaha Mandiri
- Musibah oleh Perbuatan Kita Sendiri.
- Sikap kita dalam mengatasi Krisis.
Info Keuangan:
- Dinar Islam
- Dinar Emas sebagai Pengukur Kemakmuran dan Perencanaan Keuangan
- Investasi Emas: Koin Dinar, Emas Lantakan atau Emas Perhiasan ?
- Belajar Emas: Pelajari walau sampai Negeri Cina
- Bangun Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan Dinar, tapi Jangan Menimbun Emas...!
- Antara Kambing, Dinar dan Inflasi
- Bukti bahwa Uang Kertas itu Memiskinkan Dunia.
- Inflasi yang Terus Menerus...
- Arti Kemakmuran di System Dajjal.
- 1971 adalah awal dari Manipulasi Uang Kertas.
- Belajar dari Krisis Keuangan Dunia.