Kekhusu'an kita dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini - khususnya 10 hari pertama - kemungkinan akan terganggu oleh kegaduhan PEMILU Presiden. Maka PEMILU ini harus disikapi secara proporsional, jangan sampai gara-gara ini terganggu silaturahim kita apalagi terjebak dalam fitnah-memfitnah, penyebaran berita yang tidak benar dan sejenisnya. Lebih dari itu kita perlu mengenal jaman dimana kita sekarang sedang berada, agar kita tahu prioritas apa yang harusnya kita lakukan tahap demi tahapnya.
Rata-rata ulama kita sepakat bahwa saat ini kita hidup di jaman Mulkan Jabariyah dalam pergiliran jaman yang pentahapannya diuraikan melalui hadits berikut :
"Adalah masa Kenabian itu ada di tengah tengah kamu sekalian, adanya atas kehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah 'ala minhajin nubuwwah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya (menghentikannya) apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Kerajaan yang menggigit (Mulkan 'Adldlon), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Kerajaan yang memaksa (Mulkan Jabariyah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah 'ala minhajin nubuwwah)." Kemudian beliau (Nabi) diam." (HR.Ahmad).
Dalam jaman raja-raja yang memaksa ini, siapapun yang memimpin negeri ini belum akan membawa banyak kebaikan karena belum akan mengikuti aturan syariatNya. Karena hukum yang berlaku belum akan sesuai syariat - yang haram-pun masih bisa diwajibkan, maka belum bisa kita memilih saudara-saudara kita yang shaleh untuk memimpin negeri seperti ini.
Kita justru akan menjerumuskan mereka dalam kedhaliman - yang bisa jadi mereka tidak sadari - bila kita memilih mereka menjadi pemimpin negeri dalam jaman yang masih seperti ini. Seperti apa contohnya ? Berapa banyak sudah kita punya kepala daerah dan kepala negara yang muslim, sebagian bahkan berlatar belakang ustadz. Tetapi apa sikapnya terhadap riba yang difatwakan oleh MUI no 1 tahun 2004 ?
Tidak ada pemimpin yang meng-gubris sedikitpun fatwa ulama tersebut untuk setidaknya membebaskan daerah atau wilayah yang dipimpinnya dari riba. Malah mereka juga menjadi pelaksana dan bahkan penganjur system riba itu sendiri – yang kini menjadi wajib dengan adanya BPJS dan JKN yang mengumpulkan dan memutar dana menggunakan sistem Ribawi. Kasihan bukan bila saudara-saudara kita yang (dahulunya) shaleh kemudian terjerumus menjadi pemimpin yang harus melaksanakan dan bahkan ikut menganjurkan riba ini ?
Lantas apa yang seharusnya kita lakukan di jaman Mulkan Jabariyah yang seperti ini ? Akan lebih baik bila kita berada di luar jalur pemerintahan tetapi bersamaan dengan itu kita membangun barisan yang kuat, agar bisa setiap saat tiada berhenti 'menasihati' pemerintah dengan kekuatan umat yang solid – agar mereka yang memimpin tidak menambah kerugian bagi umat yang besar ini.
Mengapa tidak berada di dalam pemerintahan saja agar lebih mudah berbuat ? Suasana batinnya yang akan berbeda. Bila kita menjadi bagian dari pemerintahan, maka kita akan cenderung membela dan membenarkan apa yang dilakukan pemerintah – bahkan bila hal itu melanggar syariat sekalipun. Budaya kita belum memungkinkan seorang bawahan menasihati atasan !
Bila kita sampaikan ke saudara-saudara kita yang menjadi bagian dari pemerintahan tentang Riba yang diwajibkan dalam BPJS dan JKN tersebut di atas misalnya, maka spontan mereka membelanya – bahwa ini dilakukan demi kebaikan dan kesejahteraan rakyat. Masya' iya harus dengan riba ? Dengan memerangi Allah dan RasulNya kita bisa mensejahterakan rakyat ?
"Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." ( QS 2 :279)
Mungkin belum banyak yang bisa kita lakukan di luar system, tetapi setidaknya kita sudah menolaknya di hati kita – kita tidak ikut terjebak membelanya – sambil terus berusaha agar keberadaan kita membawa manfaat yang besar bagi jaman ini dan juga anak keturunan kita nanti. Lantas apa yang secara konkrit bisa kita perbuat ketika kita hidup di jaman Mukan Jabariyah yang penuh fitnah ini ?
Secara umum ada tiga hal yang harus bisa kita lakukan, yaitu meningkatkan keimanan, ketakwaan dan amal shaleh. Ini adalah pekerjaan yang sangat luas yang bisa dilakukan oleh siapa saja dalam bidang apa saja.
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS 7:96)
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS 24:55)
Wallahu A'lam.
www.rumah-hikmah.com
Tulisan Terkait:
- Alasan Berhenti Berhutang
- Pentingnya Kaum Produsen dalam Sebuah Negara.
- Tanaman Merambat yang menjadi Sumber Pangan
- Al Quran sebagai sumber inspirasi pertanian kita
- Desain Pertanian Qur'ani (menurut Al Qur'an)
- Tugas kita untuk memakmurkan Bumi dan Umat
- Investasi yang Islami, prinsip 1/3 Rule
- Syirkah (Kerjasama) didalam 3 Hal
Info Bisnis:
- Tips Membangun Usaha
- Indahnya mulai Usaha dgn Bootstrapping
- Membuat cita-cita besar
- Rejeki Tidak Terbatas
- Kategorikan Aset Anda
- Bisnis Mandiri kita semua
- Membuat perencanaan Usaha Mandiri
- Musibah oleh Perbuatan Kita Sendiri.
- Sikap kita dalam mengatasi Krisis.
Info Keuangan:
- Dinar Islam
- Dinar Emas sebagai Pengukur Kemakmuran dan Perencanaan Keuangan
- Investasi Emas: Koin Dinar, Emas Lantakan atau Emas Perhiasan ?
- Belajar Emas: Pelajari walau sampai Negeri Cina
- Bangun Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan Dinar, tapi Jangan Menimbun Emas...!
- Antara Kambing, Dinar dan Inflasi
- Bukti bahwa Uang Kertas itu Memiskinkan Dunia.
- Inflasi yang Terus Menerus...
- Arti Kemakmuran di System Dajjal.
- 1971 adalah awal dari Manipulasi Uang Kertas.
- Belajar dari Krisis Keuangan Dunia.
coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas - jual benih lele - jual bibit lele - benih lele - bibit lele - lele sangkuriang -