“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS 8: 65)
Dalam bidang apapun ketika posisi kekuatan kita lemah dibandingkan yang lain – baik itu dibidang ekonomi, politik, pemikiran, peradaban – maka kita membutuhkan kekuatan ekstra untuk bisa mengungguli musuh atau pesaing-pesaing kita. Keunggulan ektstra itu hanya bisa dibangun dengan tiga hal tersebut yaitu keimanan, kesabaran dan kepahaman atas apa yang kita lakukan.
Lantas apa hubungannya antara iman, sabar dan kepahaman itu dengan keunggulan atau kemenangan kita atas orang lain yang tidak beriman, yang tidak sabar dan tidak mengerti/tidak paham ?
Dengan iman orang akan meyakini bahwa adalah Sang Pencipta – Yang Maha Kuasa – yang menentukan hasil kerja kita, kita hanya bisa bekerja tetapi bukan kita penentu hasilnya. Dengan iman pula kita yakin akan adanya petunjuk yang menuntun kita dalam setiap aspek kehidupan. Hanya dengan imanlah semangat berjuang kita bisa dikobarkan – tanpa harus diming-imingi hasil jangka pendek.
Orang yang mengandalkan ilmu dan teknologi-nya semata untuk mengatasi persoalan hidupnya, mereka akan seperti mengejar fatamorgana – mereka mengira bahwa ilmu dan teknologinya cukup untuk menjawab segala persoalan hidup mereka – tetapi nyatanya tidak. Persoalan hidup berlari lebih kencang ketimbang ilmu dan teknologi manusia yang mengejarnya. Ilmu dan teknologi manusia tentu saja sangat penting, tetapi itu saja tidak cukup.
Kemudian dengan sabar orang bisa mengendalikan perasaan dan keinginan-keinginannya, dengan sabar orang bisa mengambil keputusan berdasarkan akalnya bukan hanya perasaannya, tidak grusa-grusu. Sabar membuat kita kuat dalam pendirian, kuat dalam tekad, berani mengambil keputusan dan istiqomah dalam memperjuangkan apa yang kita putuskan.
Dengan sabar orang tidak terganggu akal dan pikirannya meskipun dia dalam duka dan penderitaan, tidak tergoda untuk memperoleh hasil jangka pendek dengan mengorbankan tujuan jangka panjang.
Ayat tersebut di atas sekaligus juga membalikkan persepsi kita selama ini yang terkesan bahwa orang sabar itu cenderung identik dengan kerja lamban, nrimo dengan hasil seadanya dan sejenisnya. Justru sebaliknya, bahwa orang sabarlah yang memiliki produktifitas tertinggi dengan hasil 10 kali lipat dibandingkan dengan orang lain yang tidak sabar.
Bagaimana orang sabar melakukan hal ini ? Dia paham tentang tujuan hidupnya dan paham apa-apa yang harus diperjuangkannya. Orang yang tidak beriman berjuang untuk keperluan duniawinya semata karena mereka tidak memahami tujuan hidup yang sesungguhnya. Orang beriman berjuang untuk mencari keridlaanNya semata dan tidan tergoda untuk hasil jangka pendek.
Lantas apa hubungannya antara ayat di atas dengan sumber daya alam dan (potensi) problem pangan kita ?
Selama ini kita mengolah tanah dengan tidak ada bedannya dengan mereka yang tidak beriman – karena juga dari merekalah kita belajar pertanian. Kita terobsesi dengan hasil jangka pendek untuk solusi masalah-masalah yang juga jangka pendek. Sangat sedikit yang berorientasi jangka panjang dan menggunakan petunjukNya untuk solusi masalah-masalah dalam jangka panjang – once for all, satu kali solusi untuk selamanya.
Solusi untuk pangan jangka panjang kita antara lain dapat kita lihat di rangkaian ayat-ayat berikut : “maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” (QS 80 : 24-32)
Dari rangkaian ayat di atas kita tahu bahwa hanya satu dari lima sumber makanan kita yang memerlukan sawah. Selebihnya tidak harus di sawah, cukup di lahan-lahan lainnya yang semula tidak subur sekalipun – karena ada petunjukNya untuk menyuburkan lahan yang mati (QS 36:33).
Rangkaian ayat di atas juga mengindikasikan efisiensi penggunaan lahan yang kita miliki, bukan hanya tanaman tumpang sari biasa – tetapi polyculture yang memberikan sejumlah hasil pertanian sekaligus, mix antara pertanian tanaman semusim untuk bahan pangan, tanaman jangka panjang juga untuk pangan serta sekaligus lahan gembalaan untuk produksi daging, susu, pakaian dlsb.
Dengan ini bisa kita melihat, hanya dengan petunjukNyalah mata kita terbuka lebar – bahwa solusi untuk berbagai masalah kehidupan itu memang hanya ada di petunjukNya tersebut. Tetapi untuk bisa menggunakan petunjukNya ini tentu pertama harus kita imani dahulu, yang kedua harus kita amalkan dengan kesabaran dan yang terakhir kita memang harus tahu apa yang kita lakukan ini dan mengapa kita melakukannya.
Sabar tidak identik dengan nrimo dan kerja alon-alon, sabar yang dilandasi dengan keimanan dan kepahaman justru akan meningkatkan efisiensi umat ini dalam segala bidang kehidupan. InsyaAllah.
www.rumah-hikmah.com
Tulisan Terkait:
- Alasan Berhenti Berhutang
- Pentingnya Kaum Produsen dalam Sebuah Negara.
- Tanaman Merambat yang menjadi Sumber Pangan
- Al Quran sebagai sumber inspirasi pertanian kita
- Desain Pertanian Qur'ani (menurut Al Qur'an)
- Tugas kita untuk memakmurkan Bumi dan Umat
- Investasi yang Islami, prinsip 1/3 Rule
- Syirkah (Kerjasama) didalam 3 Hal
Info Bisnis:
- Tips Membangun Usaha
- Indahnya mulai Usaha dgn Bootstrapping
- Membuat cita-cita besar
- Rejeki Tidak Terbatas
- Kategorikan Aset Anda
- Bisnis Mandiri kita semua
- Membuat perencanaan Usaha Mandiri
- Musibah oleh Perbuatan Kita Sendiri.
- Sikap kita dalam mengatasi Krisis.
Info Keuangan:
- Dinar Islam
- Dinar Emas sebagai Pengukur Kemakmuran dan Perencanaan Keuangan
- Investasi Emas: Koin Dinar, Emas Lantakan atau Emas Perhiasan ?
- Belajar Emas: Pelajari walau sampai Negeri Cina
- Bangun Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan Dinar, tapi Jangan Menimbun Emas...!
- Antara Kambing, Dinar dan Inflasi
- Bukti bahwa Uang Kertas itu Memiskinkan Dunia.
- Inflasi yang Terus Menerus...
- Arti Kemakmuran di System Dajjal.
- 1971 adalah awal dari Manipulasi Uang Kertas.
- Belajar dari Krisis Keuangan Dunia.
coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas - jual benih lele - jual bibit lele - benih lele - bibit lele - lele sangkuriang -