Ada banyak jenis pahlawan dalam kehidupan manusia. Setiap hari kita bisa menemuinya, atau bahkan menjadi salah satunya. Ada pahlawan sejati. Ada pahlawan tanpa tanda jasa. Ada pahlawan kemerdekaan. Pahlawan revolusi. Pahlawan devisa, dan tentu ada juga pahlawan kesiangan.
Semua pahlawan di atas punya dan memerlukan medan perangnya. Bahkan seorang pahlawan kesiangan memerlukan kancah laga untuk mengambil kesempatan dan menarik perhatian. Pahlawan-pahlawan itu memerlukan ruang untuk menjadi pahlawan.
Bung Karno pernah mengatakan, bahwa perjuangannya jauh lebih ringan dibanding dengan perjuangan generasi-generasi yang akan datang setelah dia. Karena, dulu Bung Karno melawan penjajah. Jelas duduknya, jelas pula letak berdirinya.
Tapi generasi setelah Bung Karno akan jauh lebih berat perjuangannya. Karena yang akan dia lawan adalah bangsanya sendiri. Dan itu terbukti kini. Kita melawab koruptor yang seolah tak ada habisnya. Patah tumbuh, silih berganti. Seperti hydra, satu kepala yang dipotong akan tumbuh dua dari leher yang sama. Sementara pejuang yang melawan mereka, tak banyak jumlahnya. Satu dua orang, itupun dengan ancaman yang tidak diragukan hebatnya, seperti yang dihadapi Novel Baswedan.
Musuh-musuh itu terus saja tumbuh. Mereka membuat kita lumpuh sebagai bangsa. Mereka memaksa kita berhutang sebagai negara. Mereka memaksa kita mengimpor barang kebutuhan yang seharusnya bisa kita produksi sendiri seperti garam. Mereka menjerat kita dengan janji-janji, lalu menjual suara kita yang berhasil dikumpulkan. Kita dijual oleh pemimpin kita sendiri. Itulah yang dilawan para pejuang hari ini, saudara sendiri.
Ada banyak pahlawan di sekitar kita. Tapi mereka tak banyak dikenal. Mereka melawan dalam diam. Mereka berbuat sesuatu, meski tak banyak orang tahu. Tapi ketika mereka hilang, terasa sekali nanti, ada yang kurang.
Yang banyak berkokok saat ini adalah para pahlawan kesiangan. Pahlawan jenis ini, ada di semua lini kehidupan. Kecil yang dilakukan, tapi seantero dunia akan mendengar. Ringan yang dilakukan, tapi seluruh mata dibuat melihat dan memperhatikan. Padahal belum tentu yang kecil itu adalah amal dan perjuangannya sendiri.
Mereka gagah, pandai mengolah kata, cantik mempresentasikan, angka dan data jadi penunjang. Tapi pahlawan kesiangan seperti ini tak pernah setia. Mereka hanya setia pada apa yang diinginkan. Mereka hanya setia pada kepentingannya.
Tapi ada satu yang sering dilupakan oleh orang-orang seperti ini, bahwa Allah Maha Tahu Segala. Dia mencatat dengan sehalus-halusnya catatan. Pahlawan kesiangan selalu lupa bahwa semua yang berdimensi, akan rapuh dan usang. Lalu hilang. Niat dan tujuan yang akan membuat sebuah dikekalkan.
Membangun negeri ini, memerlukan banyak sekali pejuang. Dan kelak, pejuang-pejuang ini akan mengukir sejarah. Lalu, sejarah menyebutnya sebagai pahlawan. Peran yang kita pilih, besar atau kecil, tak jadi soal. Jadilah pejuang dengan niat yang paling murni. Sebab kelak tak akan merugi. Indonesia memerlukan pahlawan-pahlawan sejati. Bukan pahlawan kesiangan yang tebar citra sana-sini, dan mengambil keuntungan dari orang-orang yang bisa dikelabui.
radiosilaturahim.com
www.rumah-hikmah.com
Tulisan Terkait:
- Alasan Berhenti Berhutang
- Pentingnya Kaum Produsen dalam Sebuah Negara.
- Tanaman Merambat yang menjadi Sumber Pangan
- Al Quran sebagai sumber inspirasi pertanian kita
- Desain Pertanian Qur'ani (menurut Al Qur'an)
- Tugas kita untuk memakmurkan Bumi dan Umat
- Investasi yang Islami, prinsip 1/3 Rule
- Syirkah (Kerjasama) didalam 3 Hal
Info Bisnis:
- Tips Membangun Usaha
- Indahnya mulai Usaha dgn Bootstrapping
- Membuat cita-cita besar
- Rejeki Tidak Terbatas
- Kategorikan Aset Anda
- Bisnis Mandiri kita semua
- Membuat perencanaan Usaha Mandiri
- Musibah oleh Perbuatan Kita Sendiri.
- Sikap kita dalam mengatasi Krisis.
Info Keuangan:
- Dinar Islam
- Dinar Emas sebagai Pengukur Kemakmuran dan Perencanaan Keuangan
- Investasi Emas: Koin Dinar, Emas Lantakan atau Emas Perhiasan ?
- Belajar Emas: Pelajari walau sampai Negeri Cina
- Bangun Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan Dinar, tapi Jangan Menimbun Emas...!
- Antara Kambing, Dinar dan Inflasi
- Bukti bahwa Uang Kertas itu Memiskinkan Dunia.
- Inflasi yang Terus Menerus...
- Arti Kemakmuran di System Dajjal.
- 1971 adalah awal dari Manipulasi Uang Kertas.
- Belajar dari Krisis Keuangan Dunia.